86Berita.Com//Bangka Selatan -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan baru-baru ini mengadakan acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendidikan Inklusif dengan tema “Melayani Keanekaragaman Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
Acara yang berlangsung di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan di Toboali pada Rabu (17/07/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pendidik dalam menghadapi tantangan keanekaragaman siswa.
Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri utama, yaitu Heri Sunandar, Widyaprada Bidang Pembinaan SMP, dan Hendrawan, Staf Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan. Kedua pemateri tersebut menyoroti pentingnya pendidikan inklusif yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Dalam pemaparannya, Heri Sunandar menekankan bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar konsep, melainkan sebuah kebutuhan mendesak yang harus diterapkan di setiap sekolah. Ia menjelaskan bahwa setiap siswa, tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.
“Pendidikan inklusif adalah tentang menciptakan lingkungan belajar yang mampu menerima dan menghargai keanekaragaman. Ini adalah tugas kita sebagai pendidik untuk memastikan bahwa setiap siswa merasa diterima dan didukung dalam proses belajar mereka,” ujar Heri Sunandar.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum serta guru-guru dari 39 SMP se-Bangka Selatan. Para peserta mendapatkan berbagai pembekalan dan pengetahuan mengenai praktik-praktik terbaik dalam pendidikan inklusif. Mereka juga diajarkan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan mendukung bagi semua siswa.
Hendrawan, dalam sambutannya mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini. “Kami berharap, melalui bimbingan teknis ini, para pendidik dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menerapkan pendidikan inklusif di sekolah masing-masing. Dengan demikian, tercipta suasana belajar yang adil dan merata bagi seluruh siswa tanpa terkecuali,” ungkap Hendrawan.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan ini adalah langkah awal dari serangkaian kegiatan yang dirancang untuk terus mendukung para pendidik dalam menghadapi tantangan keanekaragaman di lingkungan sekolah.
Salah satu fokus utama dari pelatihan ini adalah penerapan praktik-praktik terbaik dalam pendidikan inklusif. Para peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai tantangan dan solusi dalam mengelola keanekaragaman siswa. Beberapa praktik yang disoroti antara lain:
1. Penerapan Kurikulum yang Fleksibel: Menyesuaikan kurikulum agar dapat mengakomodasi kebutuhan semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
2. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran siswa dengan berbagai latar belakang dan kemampuan.
3. Pelatihan Guru: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru melalui pelatihan berkelanjutan agar mereka lebih siap dalam menghadapi keanekaragaman siswa.
4. Kolaborasi dengan Orang Tua: Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan orang tua untuk mendukung proses belajar siswa di rumah dan di sekolah.
Dengan adanya kegiatan Bimbingan Teknis Pendidikan Inklusif ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan ramah bagi semua siswa. Para pendidik diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing.(Red/Dani)