86Berita.com//Batam-Dampak kenaikan tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas ini berpengaruh besar terhadap naiknya beban logistik. Imbas akhir tentu harga barang di konsumen juga bisa kian meningkat.
"Supply Chain cost sampai bahan jadi itu ada proses produksi, harga barang bisa bisa naik, yang "menjerit" ya customer akhir, orang yang membeli produk itu apa lagi kaitannya dengan bahan pangan,".
Pandangan, bahwa semua barang yang menggunakan alat transportasi kontainer akan terdampak, hal ini karena salah satu produk dari bagian supply chain cost itu naik, tentu akan terdorong ke proses berikutnya.
Biasanya "Pengusaha" sudah menghitung seminimal untuk mengurangi cost logistik. Pasalnya tidak hanya dari kenaikan tarif jasa penumpukan petikemas.
Tapi perusahaan logistik saat ini masih beban cost lainnya seperti mandatori tunjangan lainya, belum lagi tarif kelancaran LoLo (Lift On Lift Off) bagi kontainer.
Ada upaya transformasi truk kapasitas berlebih Over Dimension Over Loading (ODOL).
"Kalau tiba-tiba ini naik tanpa disosialisasi, maka supply chain cost pasti akan naik.
Sebaiknya utk membuat win win solution antara pemerintah lokal dan pengusaha untuk menjaga kondusifitas sistem transportasi logistik ekonomi kepelabuhanan dalam sektor maritim khususnya Batam dianjurkan utk diagendakan dalam forum pembiayaan tarif kontainer dipelabuhan Batu Ampar.
Lantas berapa kenaikan harga barang nantinya? setelah ada kesepakatan antara pengusaha dan pemerintah pelabuhan.
Apabila kenaikan tarif petikemas tidak disosialisasikan maka ini akan berdampak kepada supply and demand, sehingga bagi pengusaha angkutan yg sdh menjalani nilai kontrak² angkutan sebelumnya akan sangat berdampak.
Dari sektor produksi akan berdampak secara positif dari raw material, secara tidak disadari maka Domino Effect akibat kenaikan tarif pelayanan kontainer akan berpengaruh terhadap konsumen. Sehingga perlu adanya penyesuaian utk kesepakatan bersama.
Penulis :
Dosen: Transportation Management UIS Batam.
(Abdul Hadi)