Mengenal Sastrawan Asal Tasikmalaya dan Karya Puisi "Sang Matahari Tak Pernah Sembunyi.


 

86 BERITA//TASIKMALAYA- 26 Agustus 2021. Sebut saja Amir Mahmud atau sering disapa  Moed. Lahir di Tasikmalaya tanggal 21 Mei 1982. Beralamat di perumahan Mega Mutiara Tasik Regency blok i no 44. Beliau adalah seorang sastrawan dan juga penulis buku yang berjudul "Sang Matahari Tak Pernah Sembunyi". Isinya adalah kumpulan sajak dan puisi. 


   Buku SANG MATAHARI TAK PERNAH SEMBUNYI (kumpulan sajak dan puisi) adalah buku yang berisi tentang perjalanan hidup penulis, ungakapan perasaan senang, bahagia, jatuh cinta, rindu, sedih, kecewa, marah, berburuk sangka, memuji, berharap, cemas, memohon ampun, dan lain sebagainya.


   Kehidupan yang misterius, karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, kehidupan yang tak hanya berisi kegembiraan namun juga kesedihan dan air mata, kehidupan yang tak selalu lurus namun penuh liku, menjadi sumber inspirasi bagi penulis dan dituangkan dalam bentuk puisi. pungkas pak Amir menjelaskan.


  Mencoba memahami kehidupan melalui puisi bisa menjadi satu di antara cara untuk mengisi waktu. Tak hanya terhibur dengan keindahan puisi, tp saya juga bisa merenungkan makna di balik puisi itu. Puisi tentang kehidupan dapat kita jadikan sebagai sebuah pelajaran mengenai kehidupan yang dipenuhi dengan banyak cerita. 


Lanjut Amir. Saya berharap dengan buku ini dapat menjadi sebuah inspirasi bagi para pembaca, bahwa kita jangan mudah menyerah, selalu tetap optimis dan berusaha semaksimal mungkin, bersyukur kepada Allah SWT. dan tetap beribadah, meminta ampunan dan meminta pertolongan hanya kepada-Nya. 


Sebait puisi karya Amir Mahmud


    CORONA (COVID - 19) atau Kita 


Kau datang diam diam

Menyusup dalam keramaian

Di antara manusia tamak & serakah

Menggemparkan China pertamanya


   Cepat bagai kilat     melesat

   Seluruh dunia terperanjat

   Semua takut sebagian mencekam

   Waspada dari bahaya tak terlihat


Selaksa do'a seluruh penjuru dunia

Berharap wabah segera musnah

Hanya beberapa bulan saja

Kita sudah merasa jengah


    Serasa paling lelah

    Serasa didzalimi oleh bumi

    Namun apakah kita sadar

    Berapa lama bumi telah lelah


Ratusan bahkan ribuan tahun lamanya

Kita mendzalimi bumi

Mendzalimi rumah kita sendiri

Tempat sendiri tidur kita kencingi


    Siapa yang mengotori lautan

    Siapa yang menggunduli hutan

    Siapa yang mencemari udara

    Siapa yang   menggali dan                    membiarkannya begitu saja


lantas siapa virus yang sebenarnya Corona apa kita,,?


Penulis : Gian Sugiana

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama